12/05/10

Ponsel High-end Nokia Kalah Bersaing Dengan iPhone dan Blackberry


JAKARTA, KOMPAS.com � Produsen ponsel asal Finlandia, Nokia, telah mengaku kalah bersaing di pasar ponsel papan atas (high-end). Olli-Pekka Kallasvuo (Chief Executive Nokia) mengatakan bahwa perusahaannya punya banyak pe-er karena harga sahamnya merosot dengan cepat.
Untuk mengatasi masalah ini, Kallasvuo mengatakan bahwa Nokia akan meluncurkan ponsel-ponsel pintar baru seperti N8. Ini agar mereka bisa bersaing lebih baik dari iPhone dan BlackBerry.

Kallasvuo juga mengaku sistem operasi Symbian yang digunakan di mayoritas ponsel Nokia gagal mengejar lawan-lawannya. Namun, perusahaan sedang memperbaiki faktor itu saat ini juga, begitu katanya tanpa mengungkap detail apa pun.

Saat ini Kallasvuo santer digosipkan sedang bersiap untuk hengkang dari Nokia karena perusahaan yang dipimpinnya kalah bersaing dengan lawan-lawan utamanya.


FINLANDIA, KOMPAS.com � Produsen telepon seluler terbesar di dunia, Nokia, makin serius menjajaki sektor otomotif. Mereka bukan ingin memproduksi mobil, melainkan paket layanan terintegrasi aplikasi ponsel yang bisa ditampilkan di panel dasbor kendaraan.

Nokia menggandeng Continental, produsen komponen dan aksesori otomotif dunia, untuk menciptakan sebuah proyek bernama Terminal Mobile. Tujuan utamanya, mempererat gap industri otomotif dengan barang-barang elektronik kebutuhan rumah tangga, seperti ponsel.

"Dengan pengalaman lebih dari 100 tahun mengantar informasi ke pengemudi dan penumpang, Continental tengah bekerja sama dengan Nokia untuk menciptakan cara baru menggabungkan peralatan ponsel ke dalam kendaraan tanpa mengalihkan perhatian pengemudi ke jalan," papar Kieran O'Sullivan, Executive Vice President Continental bagian Connectivity and Infotainment Business, seperti dilansir Autoevolution.com, Rabu (7/4/2010).

Pihak Nokia saat ini terus berupaya menciptakan Terminal Module dalam jangkauan peranti kendaraan. Adapun Continental mengerjakan integrasi teknologi itu ke fitur sistem infotainment yang ada pada kendaraan.

"Waktu yang kami pilih untuk berkolaborasi ini sangatlah ideal karena ponsel canggih (smartphone) terus melebur dengan budaya masyarakat sekarang. Pada waktu bersamaan, para pengemudi ingin agar ponsel mereka bisa berinteraksi langsung dengan fitur di mobil. Meski demikian, menampilan informasi navigasi ke layar ponsel yang kecil bukan menjadi tujuan kami. Itu merupakan langkah yang salah," tambah O'Sullivan.