File: detiksurabaya.com
Pedagang Pasar Bawa Bambu Runcing
Pasar Keputran Surabaya Tegang
Surabaya - Pasca petugas kepolisian mencegah pengiriman sayur mayur ke Pasar Keputran berimbas. Di tingkat pengecer, harga sayur melonjak tinggi. Pedagang eceran kesulitan mendapat sayur setelah suplai ke Pasar Keputran dihentikan.
Pantauan detiksurabaya.com di kawasan Kertajaya, Gubeng dan Manyar harga sayur mayur seperti kangkung, bayam, sawi naik sekitar Rp 200 hingga Rp 500 per ikatnya, dari harga semula Rp 1.500 hingga Rp 2.000. Sayur yang dijual pun adalah sayur yang sudah tidak segar.
"Saya semalam tidak bisa membeli sayur karena di Pasar Keputran tidak ada barang,"
kata Mbah Ti, pedagang sayur eceran di kawasan Gubeng kepada detiksurabaya.com,
Kamis (6/5/2010).
Harga daun sinom di tingkat pengecer juga naik 100 persen. Harga per ikatnya biasanya Rp 1.500 kini dijual Rp 3.000. Kenaikan fantastis ini merupakan imbas dari Pasar Keputran.
Harga asem matang perkilogramnya juga mengalami peningkatan. Sebelum penertiban
Pasar Keputran, harga perkilogram Rp 5.500 dan saat ini dijual Rp 7.000. Harga ini
berlaku untuk grosir dan pembelian eceran.
"Barang yang masuk memang tidak ada jadi otomatis harga naik," kata Sulaiman,
pedagang asem matang kepada detiksurabaya.com.
Pasar Keputran merupakan salah satu urat nadi perdagangan kebutuhan pokok di Kota
Pahlawan selain Pasar Pabean. Penertiban yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya membawa efek karambol bagi pedagang di bawahnya.
Pasar Keputran ditertibkan bersama dengan Pasar Koblen dan Pasar Peneleh. Pedagang
di 3 pasar akan dipindahkan ke Pasar Induk Osowilangun (PIOS).