VIVAnews - Dua hari pasca ledakan meteorit di Duren Sawit banyak warga yang masih antusias melihat lokasi kejadian. Mereka ini berdatangan sejak pagi dari sekitar lokasi kejadian.
Murid-murid Sekolah Dasar dan para guru sekolah di kawasan Duren Sawit terlihat lalu lalang menyaksikant rumah berlantai dua yang hancur itu. Sambil lewat, mereka saling bertanya, kenapa rumah itu bisa hancur.
Dari orang dewasa sampai anak kecil berdesak-desakan di gang sempit yang hanya berukuran kurang dari dua meter itu. Puluhan motor yang diparkir sembarangan disepanjang gang II semakin mempersempit jalan.
"Ih serem ya," ujar para siswa sekolah SD II Malaka Raya yang melongok melihat lokasi kejadian, Sabtu 1 Mei 2010. Di lokasi memang terlihat puing-puing dan reruntuhan bekas tembok bertumpuk di dalam rumah akibat hantaman meteorit.
Tak hanya siswa dan penduduk sekitar, suasana mistis pun mulai meliputi warga sekitar. Warga Kayu Teratai Putih I Perumnas, H Budi Hartoyo mengatakan ada yang bercerita tentang kemungkinan ada UFO dan makhluk asing lain di alam ini. Satelit-satelit pemancar yang berada dilokasi kejadian pun disebut-sebut menjadi penyebabnya.
"Mungkin karena banyak menara telkom (Menara BTS) itu ya Mas," tanya Budi berspekulasi. Tak hanya itu, Budi pun mengatakan ada juga orang perantauan yang sengaja datang jauh dari Jawa Tengah untuk mengadu nasib dengan mencari sisa-sia batu meteor itu untuk dijadikan jimat atau keberuntungan.
"Tadi sempat ada yang nanya saya, Pecahan batu melejitnya ke mana ya? Ada lihat pak," tanya seorang ibu-ibu kepada warga sekitar yang mengaku dari Wates, Jawa Tengah. Ibu-ibu itu, kata Budi, tidak sendiri ia pergi dengan dua temannya. "Saya pikir, aneh-aneh saja ya orang mencari batu, meteor kok dijadikan jimat," tuturnya.(umi)
• VIVAnews
Tambahan:
Perjalanan Meteorit Duren Sawit
Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika Lapan Bandung Thomas Djamaluddin menjelaskan bahwa meteorit itu datang dari arah barat daya dengan kecepatan dan temperatur tinggi. "Biasanya ratusan derajat Celcius," kata dia saat dihubungi VIVAnews, Sabtu 1 Mei 2010.
Meteorit ini, menurut dia, menghantam tembok bagian barat lantai dua rumah yang kemudian diketahui millik HM Soedarmodjo, 69. "Energi panas itu segera menyebar ke lantai bawah," kata dia.
Di ruang tengah, kata Djamal, petugas menemukan indikasi barang-barang yang terpapar suhu panas tinggi. "Sofa mengkerut, ada kertas dan tripleks yang menghitam," jelasnya.
Panas ini juga menimbulkan peningkatan tekanan yang besar dan mendadak hingga menekan genting rumah ke segala arah. "Jadi berhamburan."
Meteorit kemudian memantul ke tembok belakang. "Tembok belakang rumah roboh soalnya," kata dia. Tak berhenti disitu, meteorit diduga kemudian mental ke arah utara.
Di belakang dan atap rumah, petugas menemukan bekas lubang. "Tampaknya, meteorit masuk ke plafon juga," kata dia