13/06/13

Perekonomian Global


Hingga saat ini, krisis utang Eropa masih menjadi isu yang penting, mempengaruhi ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi beberapa negara yang selama ini menjadi motor penggerak ekonomi dunia mengalami ketidakpastian. Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund) memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2012 hanya sebesar 3,3%, terendah sejak krisis global pada tahun 2009. Angka tersebut diprediksi IMF akan menjadi 3,6% di tahun 2013, namun masih rendah dari pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2011 yang mencapai 3,8%.
Ketidakpastian perekonomian global akibat krisis Eropa telah mempengaruhi perekonomian Indonesia, melalui dua jalur yaitu jalur perdagangan dan keuangan internasional. Sebagai negara dengan ekonomi terbuka, Indonesia masih bergantung pada kondisi ekonomi negara lain, terutama ekspor impor. Hal ini membuat Indonesia rentan jika terjadi perlambatan pada negara lain. Kondisi ini tercermin dari sulitnya mencapai pertumbuhan ekonomi yang telah ditargetkan pemerintah, dimana pada kuartal III tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 6,17% secara year on year (yoy). Angka ini menurun dibanding kuartal II 2012 yang mampu mencapai 6,37%. Penurunan pertumbuhan ekonomi di kuartal III ini merupakan dampak dari krisis Eropa yang semakin dalam. Perlambatan perekonomian Indonesia sepertinya masih akan berlangsung sebagaimana diumumkan IMF bahwa PDB Indonesia diproyeksi hanya tumbuh sebesar 6% untuk 2012 dan 6,3% di tahun 2013.
Kemampuan mempertahankan capaian pertumbuhan ekonomi positif (meskipun masih relatif rendah), selama krisis global, terutama karena permintaan agregat dalam negeri, khususnya permintaan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) dan Konsumsi Rumah Tangga. Seperti yang terlihat pada Gambar 1, pertumbuhan PDB pada kuartal III tahun 2012 dari sisi pengeluaran ditopang oleh tingginya pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) sebesar 10,02% (yoy) dan Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 5,68% (yoy). Sementara itu, Konsumsi Pemerintah, Ekspor dan Impor mengalami kontraksi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.  Apabila dibandingkan kuartal III tahun 2011, pertumbuhan konsumsi pemerintah tercatat minus 3,22% (yoy) karena masih rendahnya penyerapan anggaran belanja. Penyerapan belanja negara hingga 14 November 2012 baru mencapai IDR 1.112,1 trilyun atau 71,8% dari pagu APBN-P 2012 sebesar IDR 1.548,3 trilyun. Ekspor barang dan jasa pada kuartal III tahun 2012 mengalami kontraksi sebesar minus 2,78 % (yoy). Impor juga tercatat lesu dengan tingkat pertumbuhan minus 0,54%.
Meski laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, kondisi ketenagakerjaan Indonesia pada Agustus 2012 menunjukkan keadaan yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi ketenagakerjaan periode sebelumnya. Hal ini ditunjukkan oleh tingkat pengangguran yang semakin menurun. Tingkat pengangguran Indonesia pada bulan Agustus 2012 menurun dibandingkan dengan tingkat pengangguran Indonesia pada bulan Februari 2012. Pada bulan Agustus 2012 tingkat pengangguran Indonesia sebesar 7,24 juta atau 6,14%, sedangkan pada bulan Februari 2012 sebesar 7,61 juta atau 6,32%. Tingkat pengangguran Indonesia pada bulan Agustus 2012 juga lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat pengangguran pada tahun sebelumnya yaitu Agustus 2011. Pada Agustus 2011 tingkat pengangguran Indonesia adalah 6,56%. Turunnya tingkat pengangguran Indonesia, nampaknya juga didukung oleh persentase jumlah angkatan kerja Indonesia yang menurun pada bulan Agustus 2012. Pada bulan Agustus 2012 persentase angkatan kerja Indonesia adalah 67,88% menurun dari Februari 2012 yaitu 69,66%.

Sumber :